• MTsN 2 KEDIRI

Kontak Kami


MTsN 2 KEDIRI (MTsN KANIGORO)

NPSN : 20581134

Jl. Raya Kanigoro Kras Kab. Kediri Kode Pos 64172


[email protected]

TLP : 0354-411809


          

IMAN MASIH JAUH DARI SEMPURNA TANPA RASA KEPEDULIAN PADA SESAMA




لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَا لمْغْرِبِ وَلكِنَّ اْلبِرَّ مَنْ امَنَ باِللهِ وَالْمَلئِكَةِ وَالْكِتابِ وَالنَّبِيِّينَ وَاتيَ المْاَلَ عَليَ حُبِّهِ ذَوِى الْقُرْبَى وَ اليَتَمى وَ المسَاكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَالسَّائِلِيْنَ وَفِى الرِّقاَبِ وَاَقَامَ الصَّلاَة ِوَاتَى الزكَّاَةِ وَالمُوْفُوْنَ بِعَهَدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوا وَ الصَّابِرِيْنَ فىِ البَاْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ البَأس أُولئكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَ أُولئكَ هُمُ المُتَّقُوْنَ    177.

        Kebaikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah,hari ahir,malaikat,kitab-kitab,dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,anak yatim, orang-orang miskin, musafir, peminta-minta dan memerdekakan budak/hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menempati janji apabila berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan,penderitaan dan pada masa peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang- orang yang bertaqwa . ( Al-Baqoroh 177

 

Kehebatan kita dalam beribadah kepada Allah masih belum sempurna, jika tidak ada rasa peduli kepada sesama yang ada disekitar kita, Keimanan yang ada dalam diri kita masih belum teruji secara nyata jika kita hanya taat walau luar biasa kepada Allah, tetapi kita cuek dan tidak ada kepedulian dengan keadaan orang-orang yang ada disekitar kita.Jika kita simak dengan seksama, perintah Allah untuk beribadah kepada-Nya selalu disertai dengan perintah untuk bergaul bermasyarakat bersosialisasi, berinfaq, bersedekah dan berzakat kepada sesama, salah satunya sebagaimana tercantum dalam ayat tersebut diatas.  Itu menjadi Dalil buat Umat Islam semuanya, bahwa Kesempurnaan keimanan kita kepada Allah akan nampak dari keseimbangan kita dalam menjalankan kewajiban kita kepada Allah sebagai hamba-Nya sekaligus ada rasa tidak rela dalam dirinya melihat kesusahan, kesengsaraan dan kesulitan yang  menimpa saudara-saudara yang ada disekitarnya. Sekaligus ada kerelaan untuk memberi walaupun akan hal yang amat ia cintai.

 

Dalam benak setiap manusia barangkali akan ada pemikiran yang mengemuka  bahwa keberhasilan yang ia dapat adalah karena adanya usaha, jerih payah dan susah payah yang ia lakukan serta kehebatan yang ia miliki, sehingga yang muncul pastilah rasa keengganan dan berat hati untuk berbagi kepada sesamanya. Kita yang bekerja keras dan berusaha, kenapa enak saja mereka yang kurang mampu dan kurang kerja keras dalam hidupnya, meminta bagian dari jerih payah kita.

Kita perlu menyadari sepenuhnya bahwasannya segala yang kita raih dalam hidup ini memang tak lepas dari kehendak dan kemurahan Allah Swt, sekaligus kita harus menyadari sepenuhnya bahwa segala yang kita raih juga karena jasa dan keberadaan orang-orang yang ada disekitar kita. Contoh sederhanya saja, untuk meminum satuk gelas air saja ternyata manusia telah berhutang budi dan menggunakan jasa banyak manusia yang lainnya. Ketika segelas minuman hendak kita teguk, maka kita telah berhutang budi kepada puluhan bahkan mungkin ratusan orang, siapa yang membuat gelasnya, siapa yang masak airnya, air dimasak di panci siapa yang buat pancinya, dimasak di kompor siapa yang buat kompornya, kompor pakai gas siapa yang memproduksi gasnya, air diambil dari sumur, siapa yang buat sumurnya, pompa airnya, selangnya, krannya dst, masih terlalu banyak untuk disebutkan secara terinci jumlahnya, akan tetapi contoh ini sudah dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa ternyata hanya untuk minum satu teguk saja kita telah berhutang budi kepada banyak orang disekitar kita.

 

Fakta itulah yang menjadikan kebenaran perintah dalam Agama buat kita semua, bahwa untuk perkara yang sederhana saja kita telah mengunakan jasa banyak orang, apalagi perkara lain yang lebih besar adanya. Mesti ada kesadaran dalam diri kita bahwa ada bagian untuk orang lain dalam harta, jerih payah dan usaha kita, yang meski kita berikan kepada mereka karena memang ada hak buat mereka dari kita, bukan hanya zakat fitrah yang dikeluarkan setiap setahun sekali, tetapi dalam setiap kesempatan dan waktu kita temui, ada orang yang kesempitan dan kesulitan dalam hidup ini, berhak untuk kita kasihi dan kita beri, yang jika kita tidak berikan kepadanya berarti kita telah mencuri kepunyaan mereka dan rakus untuk memiliki semuanya, hanya kita  yang boleh senang dan makmur karena kelebihan kita, sementara mereka biarlah menderita karena nasib dan kekurangan yang ada pada mereka. Jika demikian adanya betapa egois, sombong, dan rakusnya kita.(Oleh,Ustadz Imam Mahmudi,M.Pd.)

 

 

 

 



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :





   Kembali ke Atas